Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Waktu Untuk Menunggumu 3

“Assalamua’alaikum nin, gimana kabarnya?” Pesan singkat itu yang dari tadi aku tatap dari layar ponselku. Aku bukan bingung mau menjawab apa, tapi karena masih sangat terkejut dengan perasaan campur aduk antara haru dan bahagia. Seseorang yang selama ini telah lama menghilang dan tak ada kabar ternyata tiba-tiba hadir di saat banyak hal terjadi dalam hidupku. Seakan memberikan jawaban atas kebimbanganku selama ini. Setelah sampai di kamar dan ku rebahkan diriku, akhirnya ku jawab pesan singkat itu. Tanganku bergetar saat ku tulis huruf demi huruf dalam ponselku. “wa’alaikumsalam wr wb, alhamdulillah baik, ini mas Satrio ya?” “iya nin, masa kamu lupa sama aku hehe” “iya mas, cuma memastikan saja kalo foto profil wa nya emang beneran mas Satrio siapa tahu salah orang karena cumi” “apa itu cumi” “Cuma mirip hehe” “hahaha ya kan mas ga punya kembaran nin dari lahir” “hehe iya si mas, gimana kabar mas Satrio? Sekarang sibuk apa? Lama banget ga ada kabar” “alhmadulillah

Waktu untuk Menunggumu 2

malam itu aku merenungi perkataan mba Sarah. mba Sarah benar, tidak ada salahnya aku mengenal orang baru. asal dia baik, aku yakin entah berakhir pada pernikahan atau tidak, dia akan menerima dengan baik pula. Rani juga bukan orang yang tidak aku kenal dengan baik, pasti dia tidak akan asal-asalan mengenalkan kakaknya kepada orang lain. Meski dalam hatiku masih tetap tidak bisa lepas dari mas Satrio, tapi dia tidak pernah ada tanda-tanda akan hadir kembali dalam kehidupanku. akhirnya ku putuskan untuk menjawab "ya" pada Rani untuk bertemu dengan kakaknya. untuk waktunya kami belum membahasnya lagi. Pagi itu, hari minggu, aku dan teman-teman pondok bersama pak yai pergi ke makam mbah Yai Nur Iman Mlangi untuk berziarah. Ziarah merupakan salah satu kegiatan rutin di pondok yang aku tempati saat ini. Ya, selama aku tinggal di Yogyakarta aku selalu tinggal di Pondok Pesantren, karena orang tua terutama ayahku tidak akan pernah ridha jika anaknya tidak tinggal di Pondok. oleh seb

Waktu untuk Menunggumu

"mba, kamu tahu temenku yang namanya Rani kan?" "oh ya waktu itu kamu bilang mau jodohin kamu sama saudaranya itu ya?" "iya mba, tadi pagi dia WA lagi ngajak ketemuan" "terus kamu gimana?" "aku masih bingung mba, bahkan ini uda ketiga kalinya dia minta kita ketemuan sama saudaranya itu" "la kenapa ga kamu coba aja, kita ga tau lo nin kalo jodoh yang terbaik itu datang dari mana dan siapa? siapa tahu emang sudah waktunya kamu buat ketemu jodohmu sekarang" "tapi aku masih ga yakin mba" "gara-gara cinta pertamamu itu? ya ampun nin, kamu itu ya bisa-bisanya masih percaya aja sama keajaiban, kamu mau menunggu sampai kapan? sampai kamu jadi nenek-nenek padahal dia sudah bahagia dengan pasangannya? toh dia juga belum tentu sekarang belum ada pasangan, emang kamu tahu kabarnya gimana? dia dimana sekarang? terus dia sudah menikah apa belum?kalaupun belum menikah, apa kamu yakin dia masih "single"

Untuk Perempuan Terhebat

Untuk Perempuan Terhebat yang ada di dunia ini Trimakasih karena telah menemaniku di sepanjang hidupku Bu, Ibuku tercinta wanita terhebat yang pernah ku kenal wanita terkuat yang pernah ku lihat wanita terbaik yang pernah ada dalam hidupku Ibu, boleh aku ceritakan sedikit tentangmu Ibu, kenapa kamu begitu hebat dan kuat bu dulu saat aku masih kecil, aku melihat dirimu panas-panasan di sawah kau angkat sekarung padi di punggungmu agar saat aku meminta uang jajan kau tidak pernah bilang "tidak ada" dan saat itu aku hanya bermain bersenang-senang bersama teman-temanku dan kau tak pernah memarahiku atau menyuruhku untuk membantumu bu, ibu aku tau kita bukan dari keluarga yang berkecukupan, tapi ibu tak pernah mengeluh untuk selalu mencukupi kebutuhanku, aku ingat kau pernah berjualan es di pinggir jalan, dan saat itu aku rusuh mengambil jualanmu untuk ku makan sendiri, padahal kau tau mungkin saja kau tak dapat untung dari jualan itu bu, ibu, kenapa kau begitu kere

Ulang Tahun

Saat itu entah dari mana aku tahu tanggal lahir beserta tahun lahirnya. Aku tak ingat. Yang jelas, yang aku ingat adalah hari itu hari jumat di bulan november. Saat hujan turun, suasana sahdu yang diinginkan dan tidak diinginkan. Diinginkan oleh adek kelas karena pramuka tidak akan dilakukan diluar kelas dengan baris berbaris yang lumayan melelahkan dan biasanya panas, akan tetapi tidak diinginkan oleh kaka senior karena aku pikir mereka akan bingung materi apa yg harus disampaikan. Iya, hari itu adalah hari dimana aku harus mengikuti kegiatan pramuka dan dia juga, sebagai kaka senior.bertepatan dengan hari lahirnya 17 tahun yang lalu. Saat itu, aku sudah mempersiapkan ide yg sangat konyol, dengan ekspektasi2 yang ku buat sendiri. Malam harinya sudah ku tuliskan selembar surat ucapan selamat yang sederhana dan sudah ku niatkan untuk aku berikan padanya. Dan entah kenapa dihari itu, dia pun masuk di kelas ku. Aku pikir teman2ku ada yang mengingat ulang tahun kaka seniornya. Ternya

Dia dan Kekasihnya

Dia, sudah punya kekasih ternyata. tepatnya kapan itu aku tidak tahu. yang aku tahu mereka sudah bersama. dia dan kekasihnya berjalan bersama. dalam hatiku saat itu berkata:"bahagia sekali menjadi wanita yang dipilihnya". beberapa kali ku perhatikan seseorang yang saat itu menjadi kekasihnya. iya, cewek itu memang cantik, putih, dan pintar. aku?? tidak bisa jadi bandingan dalam hal apapun. aku minder dan tidak bisa berbuat apa-apa. aku hanya seorang pengagum rahasia yang bisa melihatnya dari kejauhan. ada rasa cemburu, itu pasti tapi aku pun tak bisa berbuat apa-apa. mereka sama-sama senior di sekolah. jadi, mau tak mau aku harus sering melihat berdua. bahkan sering kali ku lihat mereka berboncengan berdua. dia saat itu sudah memakai motor. mungkin saat aku bertemu dengannya naik sepeda saat itu adalah saat terakhirnya memakai sepeda. Jadi setelah itu aku meski berpapasan dengannya aku akan sering melihatnya bersama kekasihnya. Ya, itu konsekuensi. Semakin hari seantero s

Langit dan Bumi

aku dan dirinya bagaikan langit dan bumi. ya, dia siapa yang tak mengenalnya di sekolah. dia adalah ketua pramuka di sekolah. bahkan saat pemilihan ketua OSIS aku berharap dia yang akan menjabat. tapi ternyata itu ga mungkin. jadi saat pemilihan ketua OSIS namanya tak ada. aku pun lupa saat itu aku memilih siapa. aku, aku hanyalah seonggok manusia kecil yang berasal dari sekolah kecil yang kebetulan hanya ada aku dan temanku yang bisa sampe tembus di SMA favorit itu, yang mempertemukan aku dengannya. kelas 1 saja aku hanya berteman dengan teman sebangku ku. aku tak percaya diri untuk menjalin hubungan lebih dekat dengan teman-teman yang lain. sampai-sampai saat aku diberikan hp oleh pak de ku, aku bingung mau ku kirim sms untuk biasa. dari pertama aku melihatnya di kelas, saat itu setiap kali aku berangkat sekolah yang aku harapkan hari itu adalah bertemu dengannya. walaupun hanya memandang dari jarak jauh lebih dari 100 m. meski hanya sekali dalam 8 jam di sekolah, itu sudah lebih

Sepeda dan Topi

bersepeda adalah kegiatanku sehari-hari saat masih sekolah. maklum keluargaku hanya memiliki satu motor saat itu dan itupun dipakai ibu untuk ke pasar. iya ibuku adalah wanita kuat penjual makanan di pasar. seperti yang aku ceritakan kemarin memang benar, aku hanyalah golongan dari kaum sudra. untuk bersekolah di SMA favorite saja ibu harus bekerja keras demi aku.  trimakasih ibuku tercinta. setiap pagi aku mengayuh sepedaku sendiri, karena aku ga punya teman yang bisa ku ajak berangkat sekolah bersama. sahabat kecilku berbeda sekolah denganku. jadilah aku menikmati setiap perjalanan seorang diri, melihat motor-motor dan bis-bis melaju. anak-anak dari sekolahku ataupun dari sekolah lain yang sama-sama melintasi jalan. melewati pasar tempat ibuku berjualan dan meliwati sawah-sawah luas dan sungai serta agak sedikit tanjakan sebelum sampai pada pintu gerbang sekolah yang kadang-kadang membuatku harus berancang-ancang dari kejauhan agar kuat mengayuh sepeda di tanjakan

Perkenalan

Hello, perkenalkan saya adalah seorang perempuan. panggil saja aku Bunga atau terserah kalian mau memanggilku apa. saat ini aku sedang ingin bercerita, tentang sebuah perjalananku mengenal seseorang. kenapa aku ingin becerita? karena bagiku dia istimewa. seorang lak--laki sederhana yang ceria bagiku. tidak tampan, tidak tinggi, tidak putih juga, tapi dia pintar. ya aku akui dia lebih pintar dari pada diriku. nyatanya nilai mata pelajarannya selalu lebih besar dari milikku dan rangkingnya selalu di bawah. Bukan hanya karena dia istimewa bagiku tapi dalam waktu 40 hari ke depan dan dimulai pada pagi ini, aku ingin menggambarkan dirinya dalam versi tulisan yang ku buat sendiri. bermanfaat atau tidak aku tidak tahu, yang aku ingin hanya bercerita tentangnya. kenapa harus 40 hari? ya, itu terserah aku. aku pertama kali mengenalnya adalah sekitar 8-9 tahun yang lalu. tepatnya tahu tentang dirinya. belum mengenal. kenapa? karena dia adalah seseorang yang mudah dikenal oleh orang lain