Hari itu adalah hari yang paling menegangkan seumur hidupku. bagaimana tidak? aku harus berhadapan langsung dengan orang yang selama ini hanya ku pandang dari kejauhan. iya, hari itu aku harus bertemu mas Satrio langsung untuk menyerahkan surat ijin dari Farah. setelah latihan di depan cermin semalaman, bodohnya ku tetap tidak bisa tidak nervous, aku gugup setengah mati hanya untuk mungkin semenit berhadapan dengannya. belum lagi semalaman aku tidak bisa tidur membayangkan momen hari ini. ah jatuh cinta memang luar biasa. tapi mau tak mau aku harus beranikan diri untuk menyerahkan amanah dari temanku. akhirnya aku nekad pergi saat jam istirahat pertama. saking gugupnya dan tidak bisa berpikir apapun, aku tidak tahu kenapa aku tidak meminta salah satu temanku untuk menemaniku saat itu. aku nekad seorang diri menuju ke kelas mas Satrio. sepanjang perjalanan aku tak bisa menyembunyikan ekspresi gugupku, bahkan tanganku yang memegang surat serasa bergetar sendiri tanpa mau berhenti. se