Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

waktu untuk menunggumu 8

"Mas Satrio, menurut mas mba Hanin orangnya kaya gimana?' percakapan Arsyi dengan kakaknya di telephon "Gimana apanya?' "iya, gimana menurut mas, kalo menurutku kog dia baik banget ya,  ramah, pinter, ya kayaknya aku cocok gitu kalo dia jadi kakak ipar hehe" "maksudnya?' "ih mas mah ga peka banget deh" "gimana-gimana? maksudnya kamu itu lagi nyomblangin mas sama mba hanin gitu?" "iyaa, ayo lah mas, deketin mba Hanin, segera move on deh dari mba Diva" "ya elah Ar, mas mah udah move on, ngapain masih inget-inget masa lalu, masalahnya adalah emangnya mba hanin belum punya cowok?, kalo dia ternyata uda punya cowok gimana?" " hmmm, oh iya aku lupa ga tanya itu kemarin, tapi kayaknya belum deh mas, soalnya kalo aku bahas mas Satrio di depan mba hanin, dia mukanya langsung berubah gitu, kaya malu-malu gitu" "halah sok tau kamu anak kecil" "yeh aku bukan anak kecil, dua mau kuliah ju

Waktu Untuk Menunggumu 7

Pagi itu aku antarkan Arsyi mencari tempat tinggal alias kos2an mahasiswa di dekat kampusnya. Sebenarnya dan sejujurnya aku ingin dia mondok saja bersamaku, agar aku bisa tahu lebih banyak tentang mas Satrio dan keluarga mereka. sayang sekali, dia bukan dari keluarga yang pondokan, jadi Arsyi sendiri tidak begitu tertarik untuk mondok. Mas Satrio juga tidak terlalu memaksakan adeknya untuk mondok. Setelah berjalan-jalan mengitari jalan kaliurang, bulaksumur, karangmalang dan sekitarnya, akhirnya kami menenukan kosan yang cocok dengan pilihan Arsyi. seperti saran mas Satrio, Arsyi harus kos di kosan yang kondusif, tidak campur dan tidak bebas keluar masuk, ada jam maksimalnya.  Sebenarnya ini bukti betapa mas Satrio sangat menyayangi dan ingin menjaga adek perempuannya. Itulah salah satu alasanku mencintai laki-laki itu. tapi sementara hanya ku pendam saja. aku tidak tahu kapan bisa menyatakannya atau ada yang membantuku untuk ini. Setelah kami bernegosiasi dengan pemilik kos dan bert

Waktu Untuk Menunggumu 6

Hari itu setelah aku dan Arsyi sampai di kontrakan, kami makan bersama dari bekal yang dibawakan oleh ibunya Arsyi. saat kami makan, tiba-tiba telfonku berdering. yups siapa lagi, dia adalah mas Satrio. "Assalamualaikum mas, Gimana?" "Waalaikumsalam, Arsyi uda sampe nin?" "sudah mas, ini lagi makan bareng kita, masakan ibu katanya" "wah,, jadi pengen ikut, kangen masakan ibu" "ya sini mas" "wkwkwk, emang ada pintu doraemon, tinggal buka langsung sampe tempat tujuan" "hahaha ya engga si, mau ngomong sama Arsyi?" "Hmm engga deh yang penting dia uda sama kamu jadi aku uda tenang, paling nanti aku telfon dia sendiri biar ga merepotkan kamu" "halah, merepotkan gimana, sante aja kalo sama aku" "ya sudah nin, nitip Arsyi ya, trimakasih dan maaf kalo merepotkan" "iya mas, sama" "Wassalamalaikum.." "Wa'alaikumsalam..." Lalu setelah telfon ditutup, a

Untukmu

Untukmu Untukmu yang hari ini menyatakan akad kata-kata ajaib yang akan mengubah hidupmu Hari ini, adalah hari paling bahagia untukmu dan dia tapi maafkan aku, hari ini pula aku merasa paling terluka aku sadar, saat kau nyatakan "saya terima nikahnya..." dihadapan penghulu dan saksi maka saat itu pula aku harus berhenti berhenti menyebut namamu dalam doaku berhenti menghawatirkan mu berhenti menghubungimu berhenti menanyakan kabarmu berhenti memikirkanmu dan berhenti dari semua hal tentangmu Ya, hari ini pula aku nyatakan aku dan kamu hanyalah orang asing kita hanya dua orang yang saling lewat dalam kehidupan masing-masing Mari untuk tidak saling mengenal, mengenang dan mengingat Mari untuk tidak berkawan satu dengan yang lain dan untuk diriku, mari melupakan hati yang telah patah ganti tunas yang baru yang akan tumbuh mekar dan indah Kamu pasti akan menemukan kebahagiaanmu sendiri Percayalah....