"Hey nin, kenapa si senyum-senyum sendiri gitu, ciee Hanin lagi jatuh cinta ya?" Aku kaget tiba-tiba Farah muncul disebelahku dan ternyata dia sedang memperhatikan tingkahku pagi itu yang sedang melamun dan tak sadar senyum-senyum sendiri. aku bahkan tidak sadar Farah lewat di depanku dan tiba-tiba duduk di sebelahku. "Hey Far, ya ampun akhirnya kamu masuk juga, huhu kangeeen" aku langsung memeluk Farah erat-erat tanpa menjawab ledekannya karena saking bahagianya setelah 4 hari dia tidak masuk karena sakit. "Iya Nin, alhamdulillah aku juga kangeeen banget sama kamu sama aroma bangku sekolah. tapi btw btw ini bisa gak dilepasin dulu gak? lama-lama bisa kehabisan napas aku, pelukanmu kenceng banget" "eh, sorry-sorry aku seneng banget soalnya 4 hari ini bangku sebelahku kosong, kesepian aku tuh" "hahahah iya iya, sekarang udah gak kosong lagi kan?" "eh kamu tuh sakit apa si Far? sampe lama banget, tapi ga sampe masuk RS kan?" &
Hari itu adalah hari yang paling menegangkan seumur hidupku. bagaimana tidak? aku harus berhadapan langsung dengan orang yang selama ini hanya ku pandang dari kejauhan. iya, hari itu aku harus bertemu mas Satrio langsung untuk menyerahkan surat ijin dari Farah. setelah latihan di depan cermin semalaman, bodohnya ku tetap tidak bisa tidak nervous, aku gugup setengah mati hanya untuk mungkin semenit berhadapan dengannya. belum lagi semalaman aku tidak bisa tidur membayangkan momen hari ini. ah jatuh cinta memang luar biasa. tapi mau tak mau aku harus beranikan diri untuk menyerahkan amanah dari temanku. akhirnya aku nekad pergi saat jam istirahat pertama. saking gugupnya dan tidak bisa berpikir apapun, aku tidak tahu kenapa aku tidak meminta salah satu temanku untuk menemaniku saat itu. aku nekad seorang diri menuju ke kelas mas Satrio. sepanjang perjalanan aku tak bisa menyembunyikan ekspresi gugupku, bahkan tanganku yang memegang surat serasa bergetar sendiri tanpa mau berhenti. se